Sabtu, 06 Maret 2010

semantik wacana

SEMANTIK WACANA

KELOMPOK III
Moderator dan Penyaji 1 : Komang Ayu Purnama Dewi (0712011007)
Penyaji 2 : Dewa Nyoman Sugiana Putrayasa (0712011025)
Penyaji 3 : Masliana agustini (0712011094)
Penyaji 4 : Ni Putu willia Natasari (0712011004)

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan seni
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
2008


BAB II
PEMBAHASAN

21. Pengertian Semantik Wacana
Secara etimologi Semantik wacana berasal dari kata semantik dan wacana. Semantik adalah ilmu arti kata atau pengetahuan mengenai seluk beluk dan pergeseran arti kata-kata (KBBI, 1984 : 903), sedangkan menurut Hawthorn (1992) wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah pertukaran di antara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal di mana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.
Semantik wacana adalah sistem makna dalam tingkat wacana dengan tidak meninggalkan unsur-unsur semantik yang berada di tingkat leksikogramatika dan fonologi atau grafologi. Justru semantik wacana ini merupakan akumulasi makna yang dibangun dari tempat fonologi atau grafologi dan leksikogramatika dalam konteks situasi dan konteks kultural tertentu. Oleh karena itu semantik wacana merupakan makna-makna yang muncul dalam suatu konfigurasi aspek atau variabel konteks situasi yaitu medan, pelibat, dan sarana, sekaligus fungsi bahasanya pada level wacana. Dalam membahas semantik wacana ketiga variable register ini memungkinkan terjadinya tumpang tindih dari aspek yang satu dengan aspek yang lain. Hal ini bisa terjadi karena dalam merealisasikan makna yang holistik ketiga variable tersebut bekerja secara simultan kedalam bentuk ekspresi yang sama yaitu teks.

22. Struktur Teks
Struktur teks merupakan satu kesatuan bentuk (simbol atau tekstual) dan makna (ekperiensal, logis dan retoris atau interpersonal) suatu teks yang secara keseluruhan menunjukan tujuan atau fungsi sosial teks. Secara umum satu kesatuan bentuk dan makna teks ini menunjukan suatu organisme (bukan sebagai bagian) yang terdiri dari struktur pembukaan (opening), isi (body), dan penutup (closing). Artinya, secara simultan ketiga struktur tersebut membentuk suatu organism makna untuk mencapai fungsi atau tujuan social suatu teks. Dengan demikian struktur teks ini merupakan realisasi dari struktur generik genre. Artinya, ketiga struktur tersebut (Pembukaan, isi dan penutup) lebih merupakan sistem pentahapan ditingkat teks untuk mencapai tujuan sosial teks. Perbedaannya dengan pentahapan atau struktur generik genre ialah kalau struktur generik atau pentahapan pada genre seluruhnya bersifat wajib, sedangkan pentahapan pada teks atau struktur teks (karena konteks situasi tertentu) memungkinkan mempunyai struktur obsional atau tambahan, yang secara keseluruhan struktur tambahan yang bersifat situasional ini tidak merubah fungsi sosial teks. Kemudian layaknya struktur generik genre, karena setiap teks mempunyai tujuan atau fungsi sosial yang berbeda-beda, maka setiap organisme tersebut mempunyai fungsi retoris yang berbeda-beda pada setiap teks menurut tujuan sosialnya serta konteks situasinya. Suatu misal, teks editorial disuatu surat kabar akan memulai dengan tesis,dan dilanjutkan dengan argument satu sisi dan pengulangan pernyataan tesisnya atau editorial tersebut memulai dengan suatu isu yang kemudian dilihat dari berbagai sisi dan diakhiri dengan kesimpulan serta saran. Teks lain seperti cerita (rekon) pada sutu berita Koran, misalnya, akan mempunyai struktur teks yang berbeda. Struktur teks berita Koran biasanya dimulai dengan orientasi kemudian disusul dengan urutan kejadiannya, dan mungkin diakhiri dengan reorientasi yang bersifat opsional.
Contoh :




Ismapet Gelar Diklat Kewirausahaan
Solo (Epsos)
Ikatan Senat Mahasiswa Perternakan Indonesia (Ismapet) wilayah Jateng dan DIY, bersama Himpunan Mahasiswa Produksi Ternak Appaloosa Fakultas Pertanian UNS menggelar pendidikan latihan (Diklat) kewirausahaan yang diadakan selama dua hari (31 Maret-1 April).
Diklat yang digelar di Ruang Sidang IV Gedung Rektorat UNS itu bertujuan membekali mahasiswa perternakan, khususnya produksi ternak agar memiliki jiwa kewirausahaan sehingga mampu mengembangkan ilmunya.
“Lewat Diklat ini diharapkan bisa terpacu untuk menjadi peternak sekaligus usahawan handal” kata salah satu panitia, Achmad Ridwan, sabtu (31/3). Diklat diikuti 45 utusan dari 13 perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi negeri di Jateng-DIY.
Disamping itu struktur umum pembukaan, isi, dan penutup tidak selalu hadir dalam sebuah teks, seperti contoh teks “Berbahaya”, misalnya yang tertulis di setiap gardu listrik. Teks ini hanya berupa isi tanpa pembukaan dan penutup, dalam hal ini dapat dikatakan teks bukan hanya produk, tetapi juga merupakan proses yang berarti pembukaan dan penutup dapat direkonstuksi sendiri oleh partisipan melalui sebuah interaksi.
Perlu diketahui pula bahwa struktur teks mengisyaratkan gendrenya. Perbedaannya karena struktur teks terdapat pada konteks situasi,pentahapan yang ada yang dimiliki suatu teks merupakan bagian yang utuh teks tersebut. Sementara itu untuk menginterpretasi suatu teks ke dalam genre tertentu perlu dilihat kecenderungan umum struktur pentahapannya dan tujuan atau fungsi social sebuah teks. Dengan demikian teks hanya memiliki satu fungsi social sehingga satu teks hanya mempunyai satu genre. Bisa saja di dalam sebuah pentahapannya, di dalam struktur isi, misalnya sebuah teks tertentu seolah-olah juga melakukan fungsi sosial yang lain dengan fungsi sosial genrenya. Akan tetapi, fungsi lain itu masih merupakan kerangka melaksanakan fungsi retoris fungsi teks secara umum. Oleh karena itu, kita tidak bisa mengatakan bahwa teks itu dapat digolongkan menjadi dua genre atau lebih. Contohnya, walaupun sama-sama di dalam satu Koran, berita-beritanya diklasifikasikan ke dalam beberapa kolom. Misalnya di harian Kompas, terdapat kolom berita head lines, olah raga, ekonomi dan bisnis, dan lain sebagainya. Disamping itu kolom juga dibedakan menurut panjang-pendek dan besar-kecil kolom itu sendiri. Kolom bisa panjang dan besar seperti pada berita headlines, tetapi bisa kecil dan pendek seperti pada berita di dalam lintas, baik lintas daerah maupun mancanegara. Hal ini disebabkan karena headlines dalam sebuah Koran memiliki sipat yang penting sehingga mendapat tempat atau kolom yang lebih panjang dan besar.




23. Tekstur
Tekstur merupakan satu kesatuan bentuk dan makna yang terbentuk antara unsur-unsur kohesi, leksikogramatika, dan fonologi atau grafologi. Perpaduan ketiga aspek tersebut terbentuk dari unit-unit makna terkecil : Fonologi atau grafologi yang secara akumulatif membentuk unit makna yang lebih besar melalui leksikogramatika dan kohesi.
Secara keseluruhan tekstur akan memberikan ciri-ciri kohesi serta leksikogramatika dan fonologi atau grafologi pada suatu teks yang khas dan unik, yang bersama struktur teks merealisasikan tujuan sosial teks. Karena suatu teks mempunyai tujuan sosial tertentu, dan untuk merealisasikan tujuan sosialnya teks mempunyai struktur teks tertentu, maka teks mempunyai tekstur tertentu pula. Dalam konteks seperti ini, sering tekstur disamakan dengan ciri-ciri kebahasaan (linguistic features) suatu tipe teks tertentu. Misalnya, teks berita diatas akan mempunyai tekstur yang dominan seperti : Kohesi yang berkenaan dengan waktu (Baik secara implisit maupun eksplisit) untuk merealisasikan urutan kejadian, di tingkat klausa mempunyai proses materi dan proses prilaku (untuk merealisasikan kejadian), proses verbal dan pelaku verbal (Untuk merealisasikan sumber berita atau informan) agar jurnalis tetap objektif dan tidak beropini, makna klausanya adalah proposisi (Tetapi bukan yang untuk menyatakan probabilitas, dan bukan proposal (Obligasi dan inklinasi) karena proposal untuk berpendapat. Struktur tema klausa di dalam teks tersebut mempunya vertical unmarked-nya yang berorientasi pada partisipan, dan tema topical marked yang berorientasi pada tempat dan waktu, serta tidak ada tema interpersonal karena tema ini akan membuat jurnalis beropini. Klausa dan grupnya (Nomina, verba, dan adjuncpt) bisa simpleks atau kompleks, dan leksisinya bisa kongruen dan inkongruen, karena gaya bahasa berita umumnya ada diantara lisan dan tulis.

Adapun aspek leksikogramatika yang akan dibahas antara lain :
1. Kohesi
Kohesi, menurut Halliday digunakan untuk menentukan pertautan antara makna dan bentuk, yang dimaksud disini adalah pertautan makna ideasional, eksperihensial dan logis di dalam urutan kejadian sebuah teks (hal ini disebabkan bahwa bentuk merupakan symbol yang merealisasikan makna) oleh karena itu, kohesi disini mempresentasikan makna pengalaman dan makna logisnya. Bersama dengan struktur teks kohesi menjadikan bahasa sebagai teks dalam konteks situasi dan kultural tertentu. Terdapat dua macam kohesi dalam suatu teks antara lain, kohesi gramatika yang merupakan pertautan logis bentuk dan makna sebagai hasil dari hubungan gramatika baik di dalam maupun antar klausa. Kemudian ada yang disebut juga kohesi leksikal yang mengungkap hubungan leksikal yang digunakan dalam teks
2. Kohesi gramatika
a. Item rujukan, yang umumnya merupakan pronominal yang digunakan untuk merujuk atau ide baik secara anakoris, kataforis dan endoforis. Misalnya, aku, ku, dia dan mereka dll.
b. Subsitusi, Merupakan pergantian sebagian konstituen dalam klausa ke dalam bentuk gramatika. Secara gramatika kontituen klausa yang biasanya diganti adalah predikat atau konplemennya yang didasarkan atas efisiensi berbahasa. Misalnya, Tuti memenangkan pertandingan, dan juga Tono juga merupakan contoh model konstitusi.
c. Elips, merupakan system kohesi penghilangan kontituen gratika. Penghilangan ini bisa sebagian atau keseluruhan. Misalnya
A : Siapa namamu ?
B : Tono.
B : Tono merupakan bentuk elips karena seharusnya kalimat lengkapnya adalah nama saya Tono.
d. Konjungsi, setiap bahasa umumnya mempunyai dua jenis konjungsi yaitu konjungsi internal yang dipakai yang merupakan konjungsi yang menghubungkan ide yang terdapat diantara dua klausa simpleks dalam paragraph. Konjungsi internal yang biasa dipakai adalah akan tetapi. Sedangkan, kondisi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan du aide dalam satu klausa kompleks. Konjungsi yang biasa dipakai adalah “tetapi”
Dalam teks konjungsi internal sering digunakan dalam ragam tulis sedangkan konjungsi eksternal digunakan dalam bahasa lisan.
Secara logiko-semantik konjungsi dibedakan menjadi tiga yaitu elaborasi ekstensi dan enhansi yang masing-masing mempunyai jenis eksternal dan internal. Secara eksternal elaborasi merupakan konjungsi independen yang artinya klausa yang satu memberikan penjelasan klausa yang lain. Contoh konjungsi ini dalam bahasa tulis adalah tanda baca sedangkan dalam bahasa lisan adalah jeda. Contohnya : dia seorang dokter yang sangat ahli diagnosanya selalu sukses. Konjungsi yang kedua adalah ektensi yang merupakan konjungsi yang menghubungkan dua ide yang satu memperluas yang lainnya dengan cara menambah mengkontraskan. Konjungsi yang biasa dipakai dan atau, tetapi. Contohnya : Dia ingin sekali menjadi dokter, tetapi ia tidak mempunya biaya, (Konjungsi dengan cara mengkontraskan). Konjungsi yang ketiga adalah enhansi yang merupakan konjungsi yang menghubungkan du aide dengan menjamakkannya dengan waktu, sebab akibat, kondisi, tujuan, dan konsesi. Penjamakan dengan waktu misalnya sebelum pawai dimulai Gubernur membuka pesta itu.
Secara internal enhasi sebab akibat dapat direalisasikan kedalam kata sambung.
Contohnya: cintanya kepada pacarnya sangat besar. Oleh karena itu ia marah ssekali ketika ada orang hyang menggoda pacarnmya.
Konjungsi enhansi kondisi ini menghubungkan du aide yang sstu menjadi konjungsi yang lainnya.
Contohnya : Jika mereka mengikuti nasehat saya mereka akan sukses.
Konjungsi enhansi tujuan menghubungkan du aide bahwa yang satu dikerjakan untuk mencapai ide yang lainnya.
Contohnya : Ia menjamu tamunya dengan baik sekali agar dia mendapat pujian.
3. Kohesi leksikal
Seperti yang dikatakan sebelumnya kohesi leksikal merupakan system kohesi hubungan leksikal yang terdapat dalam suatu teks. Hubungan tersebut bisa bersifat taksonomis maupun non taksonomis.
1. Kohesi Taksonomis
Secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu super ordinasi dan komposisi.
- Super ordinasi
Merupakan hubungan anatar leksis yang bersifat superordinatif dan sub ordinarif, yang dihasilkan oleh suatu pengklasifikasian fenomena alam maupun social yang umumnya lebih secara ilmiah, walaupun tidak berarti pengklasifikasian berdasarkan akal sehat tidak berlaku, meskipun kadar klasifikasinya berbeda. Aad dua macam super ordinasi yaitu inklusi (pengelompokkan dan similarity (kesamaan). Inklusi meliputi hiponimi dan kohiponimi.
Contoh hiponimi (yang menunjukkan bahwa beberapa realitas fisik termasuk dalam kelompik jenis tertentu) :
Mamalia-harimau, kuda, sapi, dll.
Contoh kohiponimi (hubungan antara realitas fisik yang sejenis) ;
Harimau, kuda, sapi dll.
Similarity merupakan hubungan antar realitas fisik atau social yang bersifat menyamakan atau membedakan. Similarity mempunyai tiga macam yaitu Antonimi, Repetisi dan senonimi.
Antonimi bersifat berlawanan antara realitas. Natonimi terbagi dalam dua jenis yaitu
• Konfersi (berlawanan) : Jual-beli, besar-kecil dll.
• Non-relasional : satu, dua, tiga…
Repetisi ialah pengulangan realitas yang sama dengan leksis yang sama pula misalnya gurun-gurun.
Sementara sinonim merupakan pengekspresian realitas yang sama dengan leksis yang berbeeda misalnya bisa-dapat.
-. Komposisi
Merupakan hubungan kohesip yang bersifat keseluruhan dan bagian. Komposisi bisa bersifat kolektifitas yaitu hubungan antara kelompok dengan anggotanya, missal Kebun-tanaman. Kemudian komposisi juga bisa bersifat konsistensi yaitu hubungan antara benda dan materialnya, misalnya : kursi-kayu. Akhirnya komposisi juga bersifat konstituen yaitu hubungahn anatara sesuatu denagn elemennya. Selanjutnya hubungan anatara sesuatu dengan elemennya disebut meronomi, sedangkan hubungan antara elemen dengan elemen disebut komeroni, misalnya:
Meronomi : organisasi – ketua
Co-meronemi : Ketua-sekretaris-anggoata.
2. Kohesi leksikal non-taksonomis
Kohesi ini berorientasi pada aktifitas yang terjadi pada medannya. Ada dua macam kohesi jenis ini, yaitu :
• Nuklir eksperiensial
Kohesi ini dikembangkan melalaui hubungan antar niuklir atau inti dengan perieperinya dalam tingkatan klausa, kelompok verba, kelompok nomina. Ada dua macam kohesi ini yaitu eksistensi yang merupakan hubungan yang bersifat menambah ide misalnya membuat-kue. Dan enhasi yang mempunyai hubunagn yang bersifat memodiofikasi misalnya berenang –dilaut.
• Harapan aktifitas
Kohesi jenis ini lebih merupakan urutan aktifitas yang dilakukan oleh partisipan dalam suatu kejadian. Oleh karena itu, kohesi ini juga sering disebut dengan urutan aktifitas. Ada dua macam urutan aktifitas, yaitu urutan aktifitas yang ditandai dengan urutan waktu kejadian, dan urutan konsekuensial yang ditandai dengan hubungan logis. Misalnya,
Urutan kegiatan : masuk kantor pos – minta layanan – minta perangko – memperoleh perangko – membayar – pulang.
Konsekuensial ; sakit flu – pergi ke dokter – mendapat obat – minum obat – sembuh .
Harapan aktifitas inilah yang sering digunakan untuk membantu merekonstruksi struktur teks, karena di dalam kohesi ini bagian-bagiannya dapat mengilhami apakah suatu ia masuk pembukaan, isi, ataupun penutup dengan fungsi retorisnya.



















BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari penjelasan di atas, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan semantik wacana, diantaranya,
1. Semantik wacana adalah sistem makna dalam tingkat wacana dengan tidak meninggalkan unsur-unsur semantik yang berada di tingkat leksikogramatika dan fonologi atau grafologi
2. Struktur teks merupakan satu kesatuan bentuk (simbol atau tekstual) dan makna (ekperiensal, logis dan retoris atau interpersonal) suatu teks yang secara keseluruhan menunjukan tujuan atau fungsi sosial teks.
3. Tekstur merupakan satu kesatuan bentuk dan makna yang terbentuk antara unsur-unsur kohesi, leksikogramatika, dan fonologi atau grafologi.
3.2 Saran-Saran
Memahami sebuah wacana, tidaklah cukup hanya dengan membacanya. Jadi, sebagai seorang mahasiswa khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya, harus mengetahui terlebih dahulu apa itu wacana, dan bagaimana struktur teks dalam sebuah wacana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar