Sabtu, 06 Maret 2010

kamus istilah bahasa indonesia

A
Ablaut : Perubahan vikal yang kita temukan dala bahasa indo jerman untuk menandai pelbagai fungsi gramatikal.
Absolutisme : Paham penilaian karya sastra yang didasarkan pada paham-paham di luar sastra seperti: politik, moral, atau ukuran-ukuran tertentu.
Acuan : Sesuatu yang diacu oleh pesan yang disampaikan pada penerima. Acuan dapat berupa benda, orang, situasi maupun konteks.
Adjektiva : Kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentag sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat.
Adverbia : Kata yang menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia lain.
Afek : Penilaian (assessment, evaluation dan judgement) antar partisipan di dalam teks.
Afiksasi : Proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar.
Akar (root) : Istilah yang digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh/bentuk yang tersisa setelah semua afiksnya.
Akronim : hasil pemendekan yang berupa kata atau dapat dilafalkan sebagai kata.
Aksi : Kejadian yang mengawali aksi utama dalam sebuh cerita/narasi)
Aksi komplikasi : Kejadian utama atau kejadian puncak cerita
Alih kode : Beralihnya penggunaan suatu kode (antar bahasa ataupun ragam bahasa tertentu) kedalam kode yang lain (bahasa atau ragam bahasa lain).
Aliterasi : Gaya bahasa yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya
Alofon : Bunyi-bunyi yang merupakan realisasi dari fonem.
Alomorf : Nama untuk bentuk tersebut kalau sudah diketahui status morfemnya.
Alur (plot) : Cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara segala akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Ambigu : konstruksi yang bisa bermakna ganda sebagai akibat dari tafsiran gramatikal yang berbeda.
Anafora : Peranti dalam bahasa untuk membuat rujuk silang dengan hal atau kata yang telah dinyatakan sebelumnya.
Analisis formal : Salah satu metode yang meninjau karya sastra dari segi yang tampak oleh mata tanpa dihubungkan dengan penilaian apa yang diungkapkan dengan bentuk itu.
Analogi : Kesamaan pola pembentukan berdasarkan contoh.
Antonim : Hubungan semantik atau antonimi antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain.
Antonomasia : Gaya bahasa perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang sesuai dengan sifat orang tersebut.
Antropolinguistik : Subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan faktor-faktor antropologis.
Apositif : Frase koordinatif yang kedua komponennya saling merujuk sesamanya, oleh karena itu urutan komponennya dapat dipertukarkan.
Apresiasi : Upaya atau proses menikmati, memahami dan menghargai suatu karya sastra secara kritis, sehingga menumbuhkan pengertianm penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.
Asidenton :Merupakan gaya bahasa yang menjelaskan beberapa hal sederajat secara berturut-turut tanpa kata penghubung.
Asosiatif : Makna yang dimiliki sebuah leksem berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa.
Aspek : Cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal di dalam suatu situasi, keadaan, kejadian, atau proses.
Aspek perfektif : Salah satu jenis aspek yang memberikan pengetahuan tentang keberlangsungan suatu kejadian dalam pertuturan.
Aukifonem : Suatu fonem yang bisa memiliki dua wujud dalam peristilahan linguistik.








B
Bahasa : alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang bunyi, yang di hasilkan oleh alat ucap manusia.
Base : Istilah morfologi yang digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi dasar dalam suatu proses morfologi.
Biografi : Cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Bloking (Kajian morfologi) : Tidak adanya sebuah bentuk yang seharusnya ada karena adanya bentuk lain



C
Campur kode : Interferensi dari bahasa satu ke bahasa yang lain. Penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika sedang memakai bahasa tertentu.
Catatan harian : Catataan seseorang tentang dirinya atau lingkungannya yang ditulis secara teratur.
Cerpen : Cerita pendek yang memuat kisah sebagian hidup tokohnya.





D
Denotatif : Makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem
Deklinasi: Perubahan atau penyesuaian pada nomina dan ajektif
Derivatif (dervasional) : Proses pembentukan kata baru,kata yang identitas leksikalnya tidak sam dengan kata dasarnya.
Deiksis : Kata yang tidak memiliki referen atau acuan yang tetap.
Dialek : Variasi bahasa oleh sekelompok anggota masyarakat pada waktu dan tempat tertentu.
Dialektologi : Sub disiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan geografis.
Diatesis : Gambaran hubungan antara pelaku atau peserta dalam kalimat dengan perbuatan yang dikemukakan dalam kalimat itu.
Diftong : Vokal yang berubah kualitasnya pada saat pengucapan.
Diglosia : Suatu situasi bahasa di mana terdapat pembagian fungsional atas variasi-variasi bahasa atau bahasa-bahasa yang ada di masyarakat.
Disfemia : Ungkapan atau nilai rasa yang sifatnya memperkasar perasaan.
Drama : Cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan dengan menggunakan percakapan dan action pada pentas di hadapan penonton (audience).
Dwitransitif : Verba transitif yang mengungkapkan hubungan antara tiga maujud.

E
Efektif : Makna yang berkenaan dengan perasaan pembicara terhadap lawan bicara atau terhadap objek yang dibicarakan. Makna efektif lebih nyata terada dalam bahasa lisan.
Ekatransitif : Verba transitif yang mengungkapkan hubungan antara dua maujud lain.
Eksoforik : Hal ataupun fungsi yang menunjukkan kembali kepada sesuatu yang ada di luar daripada sebuah situasi.( merujuk kepada hal-hal yang di luar daripada konteks.)
Eksosentrik : Frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.
Ektensi : Konjungsi yang menghubungkan dua ide yang satu memperluas yang lainnya dengan cara menambah mengkontraskan.
Elaborasi : Konjungsi independen yang artinya klausa yang satu memberikan penjelasan klausa yang lain.
Elips : Sistem kohesi penghilangan kontituen gratika. Penghilangan ini bisa sebagian atau keseluruhan.
Elipsis : Peniadaan kata atau satuan lain yang ujud asalnya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa
Endosentrik : Frase yang salah satu unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sintaksias yang sama dengan keseluruhannya.
Enhansi : Konjungsi yang menghubungkan du aide dengan menjamakkannya dengan waktu, sebab akibat, kondisi, tujuan, dan konsesi.
Epigrafi : Subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitan dengan tulisan kuno pada prasasti.
Epizeukis : Gaya bahasa repitisi yang bersifat langsung dari kata-kata yang dipentingkan dan diulang beberapa sebagai penegasan
Eponim : Gaya bahasa yang dipergunakan oleh seseorang untuk menyebutkan suatu hal atau nama dengan menghubungkan dengan sesuatu berdasarkan sifatnya
Esai : Karangan pendek mengenai suatu masalah yang kebetulan menarik perhatian untuk diselidiki dan dibahas.
Estetika Resepsi : Estetika(ilmu keindahan) yang didasarkan pada tanggapan-tanggapan atau resepsi-resepsi pembaca terhadap karya sastra.
Etimologi : Subdisiplin linguistik yang mempelajari sejarah dan asal usul kata.
Etnolinguistik : Subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan faktor etnis.
Etologi : Subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan alat komunikasi yang digunakan oleh binatang.



F
Filologi : Subdisiplin linguistik yang mempelajari naskah-naskah lama dalam rangka untuk mengetahui latar belakang kebudayaan masyarakat pemakainya.
Fonologi : subdisiplin linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum.
Fonem : Satuan bunyi terkecil dari arus ujaran
Fonemenik : Cabang fonologi yang mengkaji bunyi yang memiliki fungsi sebagai pembeda makna.
Fonetik : Cabang fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut memiliki fungsi pembeda makna atau tidak.
Fonetik Interdisipliner : Subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan ilmu yang lain yaitu fisika.
Fonotaktik : Kaidah yang mengatur penjejeran fonem dalam satu morfem.
Fokus : Unsur yang menonjolkan bagian kalimat sehingga perhatian pendengar atau pembaca tertuju pada bagian itu.
Frase : Satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif (hubungan antara kedua unsur yang membentuk frase tidak berstruktur subjek - predikat atau predikat - objek), atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.
Frase apositif : Kedua komponen saling merujuk, urutan dapat dipertukarkan.
Frase Koordinatif : Frase yang dihubungkan oleh konjungsi koordinatif dan sederajat.
Frase parataksis : frase yang tidak menggunakan konjungsi secara eksplisit..









G
Gaya bahasa : Cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, Cara khas itu dapat berupa kalimat-kalimat yang dihasilkannya, menjadi hidup.
Genre : Realisasi suatu prototipe proses sosial verbal.
Gugus : Gabungan dua konsonan atau lebih yang termasuk dalam satu suku kata yang sama.
Gurindam : Satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh.






H
Hikayat : Salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng.
Hiperbola : Gaya bahasa yang sifatnya melebih-lebihkan suatu kenyataan.
Hiponimi : Hubungan sematik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain.
Homofoni : Adanya kesamaan bunyi antara dua satuan ujaran tanpa memperhatikan ejaan.
Homografi : Mengacu pada bentuk ujaran yang sama ortografinya atau ejaannya tetapi ucapan dan maknanya tidak sama.
Homonimi : 2 buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya “kebetulan” sama; maknanya tentu saja berbeda, karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan.





I
Idialek : variasi yang bersifat perseorangan
Idiom : Satuan ujaran yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal.
Imbuhan : Morfem peristilahan yang biasanya hanya dipakai sebagai tambahan pada kata dasar atau kata akar.
Implikatur : Implikasi makna yang tersirat dalam suatu tuturan yang disertai konteks, meskipun makna itu bukan merupakan bagian atau pemenuhan dari apa yang dituturkan.
Inferensi : Proses yang harus dilakukan oleh pendengar atau pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat dalam wacana yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis.
Infiks : Afiks yang disisipkan ditengah mengubah morfem utuh menjadi morfem terbagi.
Infleksinal : Paradigma tentang sebuah kata yang memiliki identitas leksikal sama hanya bentuknya yang berbeda yang disesuaikan dengan kategori garamatikalnya. Inflektif tidak membentuk kata baru.
Interferensi : Perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual.
Interfiks : Infiks/elemen penyambung yang muncul dalam proses penggabungan dua buah unsur.
Interupsi : Gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kata-kata yang disisipkan di antara kalimat pokok agar lebih menjelaskan kalimat sebelumnya.
Istilah : Kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu dan memberikan suatu pengertian yang dapat diketahui secara khusus ataupun umum.






K
Kala : Informasi dalam kalimat yang menyatakan waktu terjadinya perbuatan, kejadian, tindakan, atau pengalaman yang disebutkan di dalam predikat
Kalimat : Satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.
Kalimat dasar : kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang lengkap bersifat deklaratif, aktif, atau netral, dan afirmatif.
Kalimat efektif : Kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau pendengar seperti apa yang ada dalam pikiran penulis atau pembicara
Kalimat majemuk : Kalimat yang terdapat lebih dari satu klausa
Kalimat tunggal : Kalimat yang hanya mempunyai satu klausa.
Karya sastra : Alat penyampaian ide-ide imajinatif pengarang yang berfungsi sebagai hiburan yang di dalamnya terdapat pesan-pesan khusus yang berguna menambah pengalaman batin pembacanya.
Karmina : Pantun "versi pendek" (hanya dua baris)
Kata : Satuan bahasa yang memilii satu pengertian,deretan huruf yang diapit dua buah spasi dan mempunyai satu arti.
Katafora : Rujuk silang terhadap anteseden yang ada dibelakangnya.
Kata penuh : Kata yang mempunyai makna, merupakan kelas terbuka, dapat berdiri sendiri sebagai satuan (nomina, verba, adjektiva, numeralia).
Kata tugas : Kata yang tidak punya makna, tidak punya kemungkinan mengalami proses morfologi kelas tertutup, tidak dapat berdiri sendiri (konjungsi, proposisi).
Kelogisan : Ide kalimat dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Kepaduan : Pernyataan dalam kalimat itu tiak terpecah-pecah, bertele-tele.
Kepararelan : Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat, artinta, dalam kalimat yang mmpunyai pemerian atau uraian kalau bentuk pertama menggunakan kata benda maka bentuk kedua dan seterusnya harus menggunakan kata benda.
Keparalelan bentuk : Penggunaan unsur-unsur atau bentuk yang sama dalam kalimat.
Kesepadanan : Keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Ketegasan : Suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
Klausa : Satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif.
Klimaks : Gaya bahasa penegasan dengan menyatakan beberapa hal berturut-turut, semakin lama semakin memuncak.
Klitika : Bentuk singakat terdiri satu silabel,muncul dalam pertuturan melekat pada bentuk lain,tetapi dapat dipisahkan.
Koda : Penyelesaian konflik dalam sebuh cerita/narasi, akhir sebuah cerita.
Kode : Keseluruhan tanda dan aturan-aturan kombinasinya. Kode harus berdasarkan konvensi agar dapat dipahami oleh penerima.
Koherensi : Interpretasi atas masing-masing kalimat yang dihubungkan dengan interpretasi kalimat-kalimat lainnya.
Kohesi : Hubungan di antara ayat di dalam sebuah wacana, baik dari segi tingkat gramatikal maupun dari segi tingkat leksikal tertentu.
Koloaktif : Makna yang berkenaan dengan ciri-ciri makna tertentu yang dimiliki sebuah kata dari sejumlah kata-kata yang bersinonim, sehingga kata tersebut cocok untuk digunakan berpasangan dengan kata tertentu lainnya.
Komposisi : Hasil dan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda, atau yang baru.
Komunikasi : Pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Konfiks : Afiks yang berupa morfem terbagi
Konflik : Dasar drama berupa pertentangan yang dialami tokoh sebagai respon atas
timbulnya kekuatan-kekuatan dramatis
Konjungsi : Kata yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf
Konotatif : Makna yang “ditambahkan” pada makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa seseorang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
Konsep : Konfigurasi pengetahuan yang dapat diperoleh atau diaktifkan dengan sedikit banyak kesatuan dan konsistensi dalam pikiran.
Konseptual : Makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.
Kontak : Mengevaluasi penggunaan bahasa yang sedang digunakan di dalam teks tersebut.
Kontur : Bagian arus ujaran yang diapit oleh dua kesenyapan.
Konyugasi: Perubahan atau penyesuaian bentuk pada verba
Koordinatif : Frase yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama dan sederajat dan secara potensial dapat dihubungkan oleh konjungsi koordinatif.
Kritik : Analisis untuk menilai suatu karya seni atau karya sastra.
Kritik Sastra : Studi sastra yang berusaha menyelidiki karya sastra dengan langsung, menganalisis, menginterpretasi, memberi komentar, dan memberikan penilaian



L
Label linier : Susunan linier dari suatu teks untuk mengetahui tekstur teks itu sendiri.
Lague : Keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya abstrak.
Latar (setting) : Landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Leksikal : Makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun.
Leksikografi : Subdisiplin linguistik yang mempelajari cara-cara menyusun kamus.
Linguistik : Ilmu yang menyelidiki system bahasa pada waktu tertentu.
Literer : Metode penilaian karya sastra secara objektif berdasarkan hakikatnya (bentuk dan isi), tidak dapat diukur dengan ukuran subjektif kritikus/ sastrawan sendiri.




M
Medan (field) : Merujuk pada apa yang sedang terjadi, sifat-sifat proses sosial yang terjadi : apa yang sedang dilakukan oleh partisipan dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Medan Makna : Seperangkat unsur leksikal yang maknannya saling berhubungan.
Memoar : Otobiografi tentang sebagian pengalaman hidup saja.
Metafora : Gaya bahasa perbandingan atau analogi dengan membandingkan dua hal secara langsung tetapi dengan cara yang singkat dan padat
Metonemia : Suatu bentuk simbolisasi suatu tanda dalam menyampaikan pesan dengan menampilkan fungsi referensialnya.
Minor : Kalimat yang klausanya tidak lengkap, entah hanya terdiri subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja; konteksnya bisa berupa konteks kalimat, konteks situasi, atau juga topik pembicaraan.
Modalitas : Keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa; atau juga sikap terhadap lawan bicaranya.
Modifikasi internal : Proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur (yang biasanya berupa vokal) ke dalam morfem yang berkerangka tetap.
Modus : Pengungkapan atau penggambaran suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran si pembaca atau sikap si pembicara tentang apa yang diungkapkannya.
Morf : Nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya
Morfem : Bentuk yang sama,yang terdapat berulanh-ulang dalam satuan bentuk yang lain.
Morfem bebas : Morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam pertuturan.
Morfem Terikat : Morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam pertuturan.
Morfologi : Bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata baik secara gramatukal maupun leksikal.
Morfofonemik : Berubahnya wujud morfemis dalam suatu proses morfologis baik afiksasi,reduplikasi maupun komposisi.
Mayor : Kalimat yang mempunyai klausa lengkap, sekurang-kurangnya ada unsur subjek dan predikat.
N
Nada : Suprasegmental yang diukur berdasarkan kenyaringan suatu segmen dalam suatu arus ujaran
Nonverbal : Kalimat yang predikatnya bukan kata atau frase verbal; bisa nominal, ajektifal, adverbial, atau juga numeralia.
Novel : Suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta dengan adegan nyata representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang kacau atau kusut.
Numeralia : Kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya wujud(orang, binatang, atau barang) dan konsep.

O
Objek : Konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif.
Otobiografi : Biografi yang ditulis oleh tokohnya sendiri.
Orientasi : Mengidentifikasi tentang cerita yang akan disampaikan.






P
Paleografi : Subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan pendeskripsian tulisan-tulisan kuno yang berasal dari abad pertengahan.
Pantun : Salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara.
Paradigma infleksinal : Sebuah kata yang memiliki identitas leksikal sama hanya bentuknya yang berbeda yang disesuaikan dengan kategori garamatikalnya.
Paradigmatik : Hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.
Paragraf : Suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi dan lebih luas dari kalimat.
Parloe : Sifatnya konkret karena parloe tidak lain daripada realitas fisis yang berbeda dari yang satu dengan orang lain.
Pelaku : Peserta yang melakukan perbuatan yang dinyatakan oleh verba predikat.
Pelibat (tenor) : Merujuk pada siapa yang berperan di dalam kejadian social tersebut, sifat-sifat partisipan, termasuk status serta peran sosial yang dipegangnya.
Pemendekan : Proses penanggalan bagian-bagian leksem atau gabungan leksem sehingga menjadi sebuah bentuk singkat tetapi maknanya tetap sama dengan makna bentuk utuhnya.
Pemfokusan : Pemusatan perhatian pada bagian kalimat tertentu.
Penerima : Yang menerima pesan, dapat terdiri dari satu orang, khalayak ramai, kelompok tertentu, binatang maupun mesin.
Pengalam : Peserta yang mengalami keadaan atau peristiwa yang dinyatakan predikat.
Penggalan : Kependekan berupa pengekalan satu atau dua suku pertama dari bentuk yang dipendekkan itu
Penggantian : Pengambilan alihan atau pertukaran bagi sesuatu segmen kata, frasa atau klausa oleh kata ganti yang lainnya.
Pengirim : Yang menyampaikan pesan, dapat terdiri dari satu orang (individu), satu kelompok orang, misalnya suatu perusahaan, institusi atau pemerintah.
Penokohan : Pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita
Pergeseran fonem : Pindahnya sebuah fonem dari silabel yang satu kesilabel yang lain.
Personifikasi : Gaya bahasa yang memandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
Perspektivisme : Paham penilaian karya sastra dari berbagai perspektif tempat, waktu, dan sudut pandang sehingga karya sastra bisa dinilai dari waktu terbitnya dan pada masa berikutnya.
Perujukan : Merujuk kepada unsur sebelum atau selepas yang berkaitan dengan hubungan semantik.
Peruntung : Peserta yang beruntung dan yang memeroleh manfaat dari keadaan, peristiwa, atau perbuatan yang dinyatakan oleh predikat.
Pesan : Objek komunikasi, terdiri dari serangkaian informasi yang disampaikan.
Phenomenologi : Metode yang menganalisis lapis-lapis norma dalam karya sastra. Lapis norma itu mulai dari lapis terendah berupa lapis suara/ bunyi, lapis arti, lapis objek, lapis dunia implisit hingga lapis metafisika sebagai lapis tertinggi.
Pleonastis (pleonasme) : Pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu.
Pragmatik : Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda dan penggunaannya.
Predikat (P) : Bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana S (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).
Prefiks : Afiks yang diimbuhkan dimuka bentuk dasar.
Produktivitas : Dapat tidaknya proses pembentukan kata itu digunakan berulang-ulang secara relative tak terbatas (ada kemungkinan menambah bentuk baru dari proses tersebut).
Prototipe : Bentuk yang dijadikan acuan atau dasar dalam pembentukan istilah.
Psikolinguistik : Satu teori pembelajaran berdasarkan bahasa yang dianggap sebagai satu sistem tabiat dan kemampuan yang menghubungkan isyarat dengan perilaku.




R
Reduplikasi : Proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi
Register : Variasi bahasa berdasarkan penggunaannya, berbeda dengan dialek, yang merupakan variasi bahasa berdasarkan penggunanya.
Relasi : Hubungan antar konsep yang tampil bersama dalam dunia teks
Relasi Makna : Hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya.
Relativisme : Paham penilaian yang didasarkan pada tempat dan waktu terbitnya karya sastra (penilaian karya sastra tidak sama di semua tempat dan waktu.
Repetisi : Gaya bahasa penegasan yang mengulang-ulang suatu kata secara berturut-turut dalam suatu kalimat atau wacana.
Resolusi : Hasil dari kejadian utama dalam sebuh cerita/narasi)
Referensi : Hubungan antar satuan bahasa dan maujud yang meliputi benda atau hal yang terdapat di dunia yang diacu oleh satuan bahasa itu.
Roman : Karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.






S
Saluran komunikasi : Sarana lalu lintasnya komunikasi, kadang-kadang cukup dengan indera manusia (komunikasi langsung), kadang juga menggunakan alak teknik. Pesan dapat disampaikan melalui penglihatan, misalnya tulisan, gambar, film, foto dan seterusnya. Pesan dapat juga disampaikan melalui pendengaran, seperti suara manusia, telepon, musik, dan lain-lain.
Sampiran : Dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak.
Sarana (mode) : Merujuk pada bagian mana yang diperankan oleh bahasa, apa yang diharapkan partisipan dengan menggunakan bahasa dalam situasi tertentu.
Sasaran : Peserta yang dikenai perbuatan yang dinyatakan oleh verba predikat.
Sastra : Hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Segmental : Morfem yang terbentuk oleh fonem segmental (semua morfem berwujud bunyi)
Sejarah : Cerita tentang zaman lampau suatu masyarakat berdasarkan sumber tertulis maupun tidak tertulis
Sejarah sastra : Studi sastra yang membicarakan lahirnya kesusastraan Indonesia modern, sejarah sastra membicarakan sejarah jenis sastra, membicarakan periode-periode sastra, dan sebagainya
Semantik : Ilmu yang mempelajari makna kata leksikal dan gramatikal
Semiotik : Ilmu yang mempelajari tanda, lambing, dan simbol.
Signifian : Citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam alam pikiran (bentuk),
Signifie : Pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita (makna).
Silabels : Satuan runtutan bunyi yang ditandai dengan satu satuan bunyi yang paling nyaring yang dapat disertai atau tidak oleh sebuah bunyi lain di depannya, di belakangnya atau sekaligus keduanya.
Simbolik : Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan memperbandingkan benda-benda lain sebagai symbol atau perlambang.
Simile : Gaya bahasa yang memandingkan dua hal yang hakekatnya berbeda dan sengaja dianggap sama.
Semiotik : Subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan lambang atau simbol.
Sinonim : Hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satu satuan ujaran lainnya.
Sintagmatik : Hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear.
Sintaksis : Bidang tataran linguistik yang membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsure-unsur lain sebagai satuan.
Sirkumfiks : Sebutan afiks yang bukan konfiks/afiks Nasal.
Skemata : Teori tentang pengetahuan, tentang bagaimana pengetahuan disajikan, dan tentang bagaimana sajian itu memberikan kemudahan dalam memahami pengetahuan itu.\
Sosiolinguistik : Subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan faktor kemasyarakatan atau faktor sosial.
Status : Membahas hubungan status sosial/hubungan peran partisipannya.
Stem : Istilah morfologi yang digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses infleksi.
Stilistika : Makna yang berkenaan dengan pembedaan penggunaan kata sehubungan dengan perbedaan sosial atau bidang kegiatan.
Subjek (S) : Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
Substitusi : Proses atau hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh unsur-unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu.
Sudut pandang : Posisi pencerita (pengarang) terhadap kisah yang diceritakannya.
Sufiks : Afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir.
Suku Kata : Bagian kata yang diucapkan dalam satu hembusan napas dan umumnya terdiri dari beberapa fonem.
Superordinasi : Hubungan anatar leksis yang bersifat superordinatif dan sub ordinarif, yang dihasilkan oleh suatu pengklasifikasian fenomena alam maupun social yang umumnya lebih secara ilmiah, walaupun tidak berarti pengklasifikasian berdasarkan akal sehat tidak berlaku, meskipun kadar klasifikasinya berbeda.
Superordinat : Penggunaan kata yang lebih khusus atau 'hiponim' kepada kata yang lebih umum atau dikenali sebagai 'hiperonim'.
Suplemasi : Proses perubahan yang ekstrem karena cirri-ciri bentuk dasar tidak tampak lagi.
Suprasegmental : Morfem yangdibentukunsur-unsur suprasegmental seperti tekanan,nada,durasi.







T
Takrif : Frasa nomina yeng mengacu kesesuatu secara khusus yang dapat diidentifikasi.
Taktakrif : Frasa nomina yang mengacu pada maujud secara umum atau pada sesuatu yang belum diidentifikasi oleh pembicara.
Talibun : Pantun "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Tata istilah : Seperangkat peraturan pembentukan istilah dan kumpulan istilah yang dihasilkannya.
Tata nama : Seperangkat peraturan penamaan dalam beberapa cabang ilmu dan kumpulan nama yang dihasilkannya.
Tekanan : Ciri-ciri suprasegmental yang menyertai bunyi ujaran.
Teks : Sepotong bahasa lisan atau tertulis.
Tekstur : Satu kesatuan bentuk dan makna yang terbentuk antara unsur-unsur kohesi, leksikogramatika, dan fonologi atau grafologi.
Tempo : Waktu yang diperlukan untuk melafalkan suatu arus ujaran.
Teori sastra : Bidang studi sastra yang berhubungan dengan teori kesusastraan, seperti studi tentang apakah kesusastraan itu, bagaimana unsur-unsur atau lapis-lapis normanya; studi tentang jenis sastra (genre ), yaitu apakah jenis sastra dan masalah umum yang berhubungan dengan jenis sastra, kemungkinan dan kriteria untuk membedakan jenis sastra, dan sebagainya.
Topik : Proposisi yang berwujud frasa atau kalimat yang menjadi inti pembicaraan atau pembahasan.
Tranfiks : Afiks yang berwujud vokal-vokal yang dimbuhkan pada keseluruhan dasar
Transkripsi : Pengubahan teks dari satu ejaan ke ejaan yang lai, dengan tujuan menyarankan lafal bunyi unsur bahasa yang bersangkutan.







U
Umlaut : Perubahan vokal sedemikian rupa sehingga menyebabkan vokal menjadi yang lebih tinggi akibat vokal yang brikutnya lebih tinggi.
Umpan balik : Reaksi dari Penerima dari pesan yang disampaikan dan mengirimkan kembali gagasan yang diterimanya. Dan apabila umpan balik yang dikirimkan sama arti atau maksud yang diinginkan oleh Pengirim, maka dikatakan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Ungkapan : Perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan suatu maksud dengan arti kiasan
Ungkapan tabu : Ungkapan yang tidak boleh digunakan dalam suasana tertentu, terutama dalam hubungannya dengan kepercayaaan.
Unit motivasional : Bagian terkecil integral yang melengkapi adegan dalam lakon/drama, yang mana pola motivasional tetap tak berubah.





V
Verba Majemuk : Verba yang terbentuk melalui proses penggabungan satu kata dengan kata yang lain.
Verbal : Kalimat yang dibentuk dari klausa verbal, atau kalimat yang predikatnya berupa kata atau frase berkategori verba.
Verba Transitif : Menyatakan peristiwa yang melibatkan dua maujud atau entitas yang dapat menjadi tiik tolak untuk memerikan peristiwa itu baik dengan menggunakan verba aktif maupun verba pasif.
Vokal : Bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor yaitu tinggi rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang dinaikkan, dan bentuk bibir pada pembentukan vokal itu.
W
Wacana : Satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar.

1 komentar:

  1. Gila River Hotels & Casinos | Mapyro
    MapYRO is a top-rated gambling destination in the 구리 출장마사지 United 태백 출장마사지 States with over 150 casinos 상주 출장안마 and 충주 출장마사지 80000 square feet of gaming 삼척 출장안마 space.

    BalasHapus